Rangkuman Materi Kelas 4 Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 3
A. Menuliskan Pengetahuan Baru dari Teks yang Telah Dibaca
Dengan membaca teks secara teliti kalian dapat memperoleh pengetahuan baru. Pengetahuan baru tersebut dapat menambah pengetahuan kalian.
Rumah Adat Suku Menggarai
Suku bangsa Manggarai tinggal di Kabupaten Manggarai, Flores Barat, Nusa Tenggara Timur. Di wilayah Kabupaten Manggarai terdapat sebuah kampung adat bernama Waerebo. Waerebo terletak di sebuah lembah di barat daya kota Ruteng. Saat ini Waerebo menjadi tujuan wisata.
Di Waerebo terdapat tujuh rumah adat Manggarai, satu di antaranya rumah adat Gendang yang biasa disebut Mbaru Niang. Rumah Gendang berbentuk kerucut dengan ketinggian mencapai 15 meter. Dinding rumah terbuat dari kayu dan bambu. Atapnya terbuat dari ijuk yang disebut wunut. Setiap bagian rumah direkatkan dengan menggunakan rotan dan tanpa paku sama sekali.
Mbaru Niang terdiri atas lima lantai. Setiap lantai rumah Mbaru Niang memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda-beda sebagai berikut.
1. Tingkat pertama disebut lutur. Ruangan di tingkat ini digunakan sebagai tempat tinggal dan berkumpul dengan keluarga.
2. Tingkat kedua berupa loteng dan disebut lobo berfungsi untuk menyimpan bahan makanan dan barang-barang sehari-hari.
3. Tingkat ketiga disebut lentar. Tingkat ini digunakan untuk menyimpan benih-benih tanaman pangan, seperti benih jagung, padi, dan kacangkacangan.
4. Tingkat keempat disebut lempa rae disediakan untuk menyimpan bahan makanan apabila terjadi kekeringan.
5. Tingkat kelima disebut hekang kode untuk tempat sesajian persembahan kepada leluhur.
B. Keberagaman Rumah Adat di Indonesia
Keberagamansuku bangsa di Indonesia juga berpengaruh terhadap bentuk rumah adatnya. Keberagaman rumah adat di Indonesia merupakan kekayaan budaya bangsa yang patut kita banggakan. Berikut macam-macam rumah adat di Indonesia.
1. Aceh: Rumoh Aceh, rumah Krong Bade
2. Sumatra Utara: Rumah Balai Batak Toba, rumah Bolon
3. Sumatra Barat: Rumah Gadang
4. Riau: Balai Salaso Jatuh atau rumah Adat Selaso Jatuh Kembar, rumah Melayu Atap Belah Bubung, rumah Melayu Atap Lipat Kajang, dan rumah Melayu Atap Lantik
5. Kepulauan Riau: Rumah Melayu Atap Limas Potong
6. Jambi: Rumah Panggung
7. Bengkulu: Rumah Bubungan Lima
8. Sumatera Selatan: Rumah Limas
9. Bangka Belitung: Rumah Rakit dan rumah Limas
10. Lampung: Rumah Nuwou Sesat
11. Jawa Barat: Rumah Kasepuhan
12. Banten: Rumah Adat Baduy
13. DKI Jakarta: Rumah Kebaya dan rumah Gudang
14. Jawa Tengah: Rumah Joglo
15. D.I. Yogyakarta: Rumah Joglo
16. Jawa Timur: Rumah Joglo
17. Kalimantan Barat: Rumah Panjang
18. Kalimantan Tengah: Rumah Betang
19. Kalimantan Utara: Rumah Baloy
20. Kalimantan Timur: Rumah Lamin
21. Kalimantan Selatan: Rumah Banjar
22. Bali: Gapura Candi Bentar
23. Sulawesi Utara: Laikas
24. Gorontalo: Rumah Adat Doloupa
25. Sulawesi Tengah: Souraja atau rumah Raja atau rumah Besar, rumah Tambi
26. Sulawesi Barat: Rumah Adat Mandar
27. Sulawesi Selatan: Rumah Adat Tongkonan
28. Sulawesi Tenggara: Rumah Adat Buton atau rumah Adat Banua Tada
29. Nusa Tenggara Barat: Dalam Loka Samawa
30. Nusa Tenggara Timur: Sao Ata Mosa Lakitana
31. Maluku: Rumah Baileo
32. Maluku Utara: Rumah Baileo
33. Papua Barat: Honai
34. Papua: Honai
C. Keunikan Rumah Adat yang ada di Indonesia
Rumah adat pada umumnya dibangun dengan menyesuaikan kondisi bentang alam wilayah setempat. Setiap rumah adat di Indonesia memiliki bentuk, bahan pembuat, dan keunikan masing-masing. Tidak hanya itu, bentuk rumah adat juga mengandung makna dan simbol-simbol tertentu yang disesuaikan dengan adat istiadat setempat.
Gambar di samping adalah rumah adat mbaru niang yaitu rumah adat suku Manggarai yang ada di Nusa Tenggara Timur. Mbaru niang berbentuk kerucut dengan atap yang hampir menyentuk tanah. Atap yang digunakan rumah adat mbaru niang ini menggunakan daun lontar. Mbaru niang adalah rumah dengan struktur cukup tinggi, berbentuk kerucut yang keseluruhannya ditutup ijuk. Mbaru niang memiliki 5 tingkat dan terbuat dari kayu worok dan bambu serta dibangun tanpa paku. Kekuatan tali rotan yang mengikat konstruksi bangunan. Setiap mbaru niang dihuni tali rotan yang mengikat konstruksi bangunan. Setiap mbaru niang dihuni enam sampai delapan keluarga. Meski tidak terlalu besar, pembagian ruangan di dalam mbaru niang menunjukkan fungsi rumah sebagai tempat tinggal, untuk menyimpan hasil panen, juga untuk persembahan pada nenek moyang.
LATIHAN SOAL Materi Kelas 4 Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 3 --> KLIK DISINI
0 Komentar