SiPen News

6/recent/ticker-posts

REFLEKSI PEMAHAMAN PEMIKIRAN KHD

Daftar Isi [Tampil]

    REFLEKSI PEMAHAMAN PEMIKIRAN KHD

    Sebelum saya mengenal filosofi pemikiran KHD, saya percaya bahwa murid adalah individu yang belum memahami banyak hal, seperti kertas kosong. Murid bersekolah karena ingin mencari ilmu, seperti memberikan gambar pada kertas kosong. Saya pun menyakini bahwa murid bisa dibedakan baik tidak nya sebatas dari kedisiplinan yang terlihat dan empatinya terhadap orang lain, saya pun bisa menilai murid pintar tidaknya sebatas dari hasil ulangan murid.

    Pembelajaran adalah proses transfer ilmu dari murid kepada guru, itu yang saya pahami selama ini. Akan dibawa kemana masa depan anak, baikkah burukkah? tergantung dari gurunya mengajar. Saya menyakini jika proses pembelajaran ingin berhasil maka guru harus menyiapkan perangkat dalam mengajar dengan sebaik-baiknya, memberikan materi secara terstruktur, penggunaan model pembelajaran yang tidak monoton, media pembelajaran yang menarik, dan juga assessment yang bervariasi. Dengan semua hal tersebut saya yakin murid akan dapat memahami ilmu yang diberikan dengan baik. Outputnya murid mendapatkan nilai baik dan semakin dekat dengan cita-citanya.

    Setelah saya mendapatkan pemahaman tentang pemikiran KHD, pemikiran saya selama ini ternyata salah. Banyak hal yang tidak sesuai dengan pemikiran KHD. Padahal kita tahu KHD adalah Bapak Pendidikan Nasional. Beliau yang sudah memperjuangkan Pendidikan di Indonesia. Sudah sepatutnya pemikiran pemikiran beliau patut untuk diteladani, karena hakikatnya pemikiran beliau pastinya memiliki tujuan yang mulia untuk bangsa ini.

    Beberapa perubahan dalam pemikiran dan perilaku saya setelah memahami pemikiran KHD sebagai berikut.

    1.     Murid bukanlah kertas kosong

    Sebelum murid menimba ilmu di sekolah, murid sudah memiliki banyak coretan, baik dari dalam diri (genetik IQ, karakter, bakat), maupun baik dari luar diri (lingkungan keluarga, dan masyarakat). Sebetulnya murid sudah memiliki potensi dan bakat masing-masing, namun potensi yang murid miliki masih belum nampak dan kuat. Disinilah perlunya guru untuk menebalkan potensi murid dengan pembelajaran yang diberikan.

    2.     Penilaian murid dari segi kedisiplinan dan intelegensi

    Perilaku murid baik di kelas ataupun di lingkungan sekolah terkadang tidak sesuai dengan aturan yang ada, atau bahkan mengarah ke hal yang buruk. Namun sebetulnya ada maksud dan tujuan di balik kenapa murid berbuat seperti itu. Hal ini yang terkadang saya kesampingkan. Saya hanya melihat produk akhir dari perilaku murid tanpa tahu tujuan atau faktor apa yang membuat murid bisa berbuat seperti itu. Dari dasar inilah seyogyanya seorang guru tidak boleh langsung menyimpulkan perilaku ataupun intelegensi murid. Bisa jadi mereka berbuat demikian karena ada maksud baik, atau bisa jadi murid pintar dalam beberapa mapel tertentu.

    3.     Guru bukanlah sumber ilmu satu satunya

    Guru bukanlah satu satunya sumber ilmu bagi murid. Saya mulai memahami bahwa sumber ilmu bisa didapatkan dari mana saja, bahkan tidak serta merta seorang guru yang slalu memberi ilmu kepada murid, tapi bisa jadi guru yang belajar dari muridnya. Mungkin bukan dalam hal keilmuan, namun bisa dari sikap dan empati yang ditunjukkan murid kepada orang lain. Artinya, sebagai guru saya harus bisa menjadi pamong bagi murid, menuntun dan mengarahkan anak kepada potensi yang diharapkan. Kita selaku guru tidak boleh mengekang keinginan murid selama itu berkesusaian dengan potensinya dan dalam ranah positif. Jika murid kesulitan dalam suatu hal ya kita bantu, jika murid melenceng dari jalannya ya kita ingatkan, dan jika murid butuh bantuan untuk meraih sesuatu ya kita bantu sekuat tenaga untuk meraihnya.

    4.     Setiap murid memiliki kemampuan yang berbeda

    Menimbang dari asal muasal murid, dari segi dalam diri dan luar dirinya yang sudah ada sebelum murid bersekolah, seyogyanya kita sebagai guru harus paham bahwa kemampuan murid dalam menerima ilmu berbeda-beda. Setiap murid juga memiliki cara belajarnya masing-masing. Disinilah perlunya pembelajaran berdiferensiasi. Pembelajaran diferensiasi adalah pembelajaran yang dapat memenuhi kebutuhan setiap murid. Dalam penerapannya, pembelajaran ini membagi murid dalam beberapa kelompok sesuai kemampuan belajar dan karakteristiknya. Murid dapat mempelajari materi pelajaran sesuai dengan kemampuannya, dan kebutuhannya.

     

                Pemahaman pemikiran KHD yang akan saya terapkan di kelas sebagai berikut.

    1.     Memetakan kemampuan cara belajar murid

    2.     Mendesain pembelajaran yang berpusat pada murid

    3.     Mencari ide kreatif pembelajaran dari berbagai sumber

    4.     Melakukan evaluasi dan refleksi atas proses yang sudah terlaksana

    5.     Merealisasikan hasil evalusi sebagai bentuk perbaikan kualitas pendidikan

    Posting Komentar

    0 Komentar