SiPen News

6/recent/ticker-posts

Rangkuman Kelas 5 Tema 7 Subtema 2 REVISI 2022/2023

Daftar Isi [Tampil]

    Materi PPKn Kelas 5 Tema 7

    Seluruh rakyat di berbagai daerah dari  berbagai suku,  agama, dan golongan penuh  suka  cita   menyambut  dan  merayakan  Proklamasi Kemerdekaan. Semua bersatu padu dan lebur  saling bahu-membahu  melakukan perlawan terhadap penjajah. Semua menunjukkan rasa persatuan dan kesatuan, tidak lagi  memikirkan kedaerahan,  suku,   agama, dan golongan. Hanya ada satu identitas, yaitu  Indonesia

    Kita hidup di tengah-tengah masyarakat yang  memiliki keanekaragaman di  segala bidang kehidupan. Meskipun beragam dan berbeda, tetapi kita tetap bisa bersatu dan hidup dengan rukun.

    Perhatikan lambang negara kita,  Burung Garuda. Lihatlah pita  yang   dicengkeramnya. Pada  pita  itu, tertulis kalimat “Bhinneka Tunggal Ika”. Kalimat ter- sebut  diambil dari   Kitab   Sutasoma  karangan  Mpu Tantular,   yang    memiliki  arti    berbeda-beda  tetapi tetap satu. Kata-kata tersebut kemudian diberi makna yang   lebih   luas dan  menjadi semboyan “meskipun berbeda-beda, tetapi tetap satu jua”. Semboyan itulah kemudian yang    mengikat   keberagaman   bangsa menjadi satu kesatuan.

    Untuk menerapkan  nilai-nilai   Bhinneka Tunggal Ika,  kamu pun  tidak perlu harus meniru temanmu atau orang lain  agar terlihat sama. Kamu  tidak harus seperti orang lain.  Biarlah kamu berbeda dengan orang lain  dan orang lain biarlah berbeda dengan dirimu.

    Kamu  harus menyadari perbedaan itu  anugerah dari   Tuhan  Yan  Maha Esa yang  harus kita  syukuri. Dengan demikian, kamu tidak perlu berselisih hanya karena adanya perbedaan. Kamu  harus mensyukuri perbedaan dengan cara menghormati dan menghargai teman-temanmu.  Dengan begitu, perbedaan itu justru membuat hidup makin indah.

    Materi IPA Kelas 5 Tema 7


    Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang  dimiliki oleh  benda. Secara umum, mengetahui adanya kalor  yang  dimiliki oleh  benda dapat dilakukan dengan cara mengukur suhu benda tersebut. Jika suhu benda tinggi, kalor yang  dikandung oleh  benda juga besar. Sebaliknya, jika suhu benda rendah, kalor  yang  dikandung oleh  benda juga kecil.

    Kalor  yang  dimiliki oleh  suatu benda bisa berubah-ubah. Bisa naik,  bisa juga turun karena kalor  dapat berpindah dari  suhu  tinggi menuju suhu rendah.

    Contoh bahwa kalor  dapat mengubah suhu benda: Air panas memiliki suhu tinggi. Air dingin memiliki suhu rendah.

    Apabila kedua air dicampur, campuran itu akan menghasilkan suhu baru. Suhu rendah akan meningkat karena menerima panas yang bersuhu tinggi

    Proses penguapan  embun terjadi dengan bantuan energi sinar matahari dan angin. Akibat  panas dari sinar matahari, air menguap menjadi uap air.
    Energi panas atau kalor memiliki peran utama dalam proses penguapan tersebut. Energi panas  dapat  mengubah suhu  benda  dan  dapat mengubah wujud benda.

    Contoh perubahan wujud karena penguapan sebagai berikut.
    1.  Bensin dibiarkan di tempat terbuka lama-lama akan habis.
    2.  Minyak kayu putih dibiarkan di dalam botol terbuka dalam waktu lama akan berkurang isinya.
    3.  Baju basah akan kering ketika dijemur di bawah panas matahari.

    Materi IPS Kelas 5 Tema 7


    Peristiwa pembacaan teks Proklamasi
    Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan  dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945. 
    Sesuai  kesepakatan  yang   diambil  di   rumah  Laksamana  Maeda,  para tokoh Indonesia menjelang pukul  10.30  waktu Jawa  zaman Jepang atau pukul  10.00 WIB telah berdatangan ke rumah Ir. Soekarno. Mereka  hadir untuk menjadi saksi pembacaan  teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

    Acara yang  disusun dalam upacara di kediaman Ir. Soekarno itu, antara lain sebagai berikut.
    a.  Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. 
    b.  Pengibaran bendera Merah Putih.
    c.  Sambutan Wali Kota Suwiryo  dan dr. Muwardi.

    PROKLAMASI

    Kami  bangsa Indonesia dengan ini menjatakan Kemerdekaan   Indo- nesia.

    Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l.,  diselenggara- kan  dengan tjara saksama dan dalam tempo jang sesingkat- singkatnja.

    Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05
    Atas  nama bangsa Indonesia
    Soekarno/Hatta


    Peristiwa Menjelang dan Sesudah Pembacaan Teks Proklamasi


    Setelah mendengar  berita  Jepang menyerah kepada  Sekutu, bangsa  Indonesia  memper- siapkan dirinya untuk merdeka. Perundingan- perundingan    diadakan    di     antara    para pemuda  dengan tokoh-tokoh tua,  maupun di antara  para pemuda  sendiri. Walaupun demikian,  antara tokoh pemuda dan golongan tua sering terjadi perbedaan pendapat. Akibatnya, terjadilah “Peristiwa Rengasdengklok”. Pada tanggal 16 Agustus pukul 04.00WIB, Bung  Hatta dan Bung  Karno  beserta Ibu  Fatmawati   dan   Guntur Soekarno   Poetra   dibawa   pemuda   ke    Rengasdengklok  agar   tidak terpengaruh oleh  Jepang. Tujuannya mendesak golongan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.

    Setelah melalui perdebatan dan ditengahi Ahmad Soebardjo, menjelang malam hari,  kedua tokoh, Bung  Hatta dan Bung  Karno, akhirnya kembali ke Jakarta. Rombongan Soekarno-Hatta sampai di Jakarta pada pukul  23.00
    WIB. Soekarno dan Hatta setelah singgah di  rumah masing masing, lalu bersama rombongan lainnya menuju rumah Laksamana Maeda di  Jalan Imam Bonjol  No. 1 Jakarta (tempat Ahmad Soebardjo bekerja). Di tempat itu, mereka akan merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

    Adapun peristiwa setelah dibacakannya teks Proklamasi Kemerdekaan sebagai berikut.

    1.  Penyebaran Berita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

    •   Para pemuda menyebarkan berita Proklamasi melalui berbagai cara, antara lain  menyebar pamflet, mengadakan pertemuan, dan menulis pada tembok-tembok.

    • Wartawan  Kantor Berita  Domei (sekarang  Kantor Berita  Antara), Syahruddin berhasil menyelundupkan teks  Proklamasi dan  diterima oleh   Kepala  Bagian Radio,   Waidan  B. Palenewen. Teks Proklamasi
    tersebut kemudian diberikan kepada F. Wuz untuk segera disiarkan melalui radio.

    Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia juga disebarkan melalui beberapa surat kabar. Harian Soeara Asia di Surabaya adalah koran pertama yang  menyiarkan berita Proklamasi.

    Pihak pemerintah Republik Indonesia juga menugaskan para gubernur yang  telah dilantik pada  tanggal 2  September 1945  untuk menyebarluaskan  berita  Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di wilayahnya.

    2.  Sambutan  Rakyat di  Berbagai Daerah terhadap  Proklamasi Kemerdekaan
    Indonesia

    Peristiwa penting yang menunjukkan dukungan rakyat secara spontan terhadap
    Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, antara lain  sebagai berikut.

    Rapat Raksasa di Lapangan lkada (Ikatan Atletik  Djakarta) Jakarta pada tanggal 19 September 1945 menyambut kemerdekaan.

    Usaha menegakkan kedaulatan juga terjadi di berbagai daerah dengan adanya tindakan heroik di berbagai kota yang  mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia, antara lain  di Yogyakarta, Semarang, Surabaya, Aceh, Bali, Palembang, Kalimantan, Bandung, Makassar, Lampung, Solo, Sumatra Selatan, dan Sumbawa.

    Proklamator Indonesia

    Ir.  Soekarno merupakan  Presiden  Pertama  Republik Indonesia  (RI)  dan Pahlawan  Proklamator.  Beliau menjadi  Presiden  RI  sejak tahun  1945 sampai dengan 1967. Ir. Soekarno dikenal pandai berpidato dan menguasai beberapa  bahasa  asing  sehingga  dijuluki sebagai  “Singa   Podium”.  Ir. Soekarno lahir     di    Surabaya,   Jawa     Timur,     pada tanggal 6 Juni  1901. Jenjang pendidikannya dimulai dari  Indische School (IS)  di  Tulungagung. Setelah   lulus,  Soekarno   melanjutkan   pendidikannya   di    Europesche Lagene School  (ELS) Mojokerto, Jawa  Timur;  Hogene Burger School  (HBS) Surabaya; dan Technische Hogere School  (THS), sekarang menjadi Institut Teknologi   Bandung (ITB),   di   Bandung,  Jawa    Barat,  dan memperoleh gelar insinyur.

    Drs.  Mohammad Hatta adalah  Wakil  Presiden Pertama  RI (1945-1957) dan Bapak Koperasi Indonesia. Beliau juga sangat  berperan  dalam upaya memperoleh pengakuan dari  pemerintah Belanda terhadap kedaulatan RI. Mohammad Hatta lahir   di   Bukittinggi, Sumatra   Barat  pada tanggal 12
    Agustus 1902.  Jenjang pendidikannya ditempuh  di  Europoesche  Lagere School  (ELS)  di  Bukittinggi, Meer  Uitgebreid Lagere Onderwijs (MULO) di Padang, dan Handels Middelsbare School  (HMS) di Jakarta.

    Pada tanggal 17 Agustus 1945, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta beserta para tokoh lainnya memproklamasikan  kemerdekaan  Indonesia.  Ir.  Soekarno membacakan  teks  Proklamasi Kemerdekaan dan Drs. Moh. Hatta sebagai pendampingnya. Bahkan, dalam  teks  Proklamasi tersebut,  tercantum nama dan tanda tangan mereka berdua atas nama bangsa Indonesia. Oleh karena  itulah, Ir.  Soekarno dan  Drs.   Moh.   Hatta  diberi gelar sebagai Pahlawan Proklamator pada tahun 1986.


    Tindakan Heroik Mendukung Proklamasi

    Usaha menegakkan kedaulatan terjadi di berbagai daerah dengan tindakan heroik mendukung Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Berikut tindakan heroik mendukung Proklamasi di beberapa daerah di Indonesia.
     
    Peristiwa Heroik di Yogyakarta
    Perebutan kekuasaan di Yogyakarta dimulai pada tanggal  26   September
    1945    sejak   pukul   10.00  WIB. Para pegawai pemerintah dan perusahaan yang  dikuasai Jepang melakukan aksi mogok. Mereka menuntut agar Jepang menyerahkan semua  kantor kepada pihak Indonesia. 

    Peristiwa Heroik di Surabaya

    Terjadi insiden bendera di  Hotel  Yamato, Tunjungan, Surabaya.  Orang   Belanda   mengibarkan   bendera Merah Putih  Biru   di   atap  hotel. Rakyat kemudian menyerbu hotel, menurunkan,  dan  merobek warna biru  bendera itu untuk dikibarkan kembali. Insiden ini terjadi pada tanggal 19 September 1945.
    Peristiwa Heroik Semarang
    Pada  tanggal 15   Oktober 1945, pasukan  Jepang melakukan serangan ke  Kota  Semarang dan dihadapi oleh TKR dan laskar pejuang lainnya. Pertempuran   berlangsung   selama lima  hari. Akibat  pertempuran ini, ribuan pemuda gugur dan ratusan orang Jepang tewas.  Untuk  menge- nang peristiwa itu,  di  Semarang didirikan Monumen Tugu Muda. 

    Peristiwa Heroik Aceh

    Pada tanggal 6 Oktober 1945, para pemuda dari  tokoh masyarakat membentuk Angkatan Pemuda  Indonesia  (API).  Anggota  API  kemudian merebut dan mengambil alih  kantor-kantor pemerintahan. Di tempat-tempat yang  telah mereka rebut, para pemuda mengibarkan bendera Merah Putih dan berhasil melucuti senjata tentara Jepang.

    Peristiwa Heroik Bali

    Pada bulan Agustus 1945, pemuda Bali membentuk organisasi Angkatan Muda Indonesia (AMI) dan Pemuda Republik Indonesia (PRI).  Upaya perundingan untuk menegakkan  kedaulatan  RI  telah  mereka  upayakan,  tetapi pihak Jepang selalu menghambat. Pada tanggal 13 Desember 1945, para pemuda merebut kekuasaan dari  Jepang secara serentak, tetapi belum berhasil karena persenjataan Jepang masih kuat.

    Peristiwa Heroik di Sumbawa

    Bentrokan fisik  antara  pemuda dan Jepang terjadi di Gempe, Sape, dan Raba.

    Peristiwa Heroik di Kalimantan

    Rakyat Kalimantan juga berusaha  menegakkan  kemerdekaan  dengan  cara mengibarkan bendera Merah Putih, memakai lencana Merah Putih, dan mengadakan rapat-rapat. Namun, kegiatan ini  dilarang oleh  pasukan Sekutu yang   sudah ada di Kalimantan. Rakyat tidak menghiraukan larangan Sekutu sehingga pada tanggal 14 November 1945 di Balikpapan (depan markas Sekutu) berkumpul lebih  kurang 8.000 orang dengan membawa bendera Merah Putih.

    Peristiwa Heroik di Palembang

    Adanya upacara pengibaran bendera Merah Putih pada tanggal 8 Oktober 1945 yang  dipimpin oleh  dr.  A.K. Gani.  Pada kesempatan itu,  diumumkan bahwa Sumatra Selatan berada di bawah kekuasaan RI. Upaya penegakan kedaulatan di  Sumatra Selatan tidak memerlukan kekerasan  karena  Jepang berusaha menghindari pertempuran.

    Peristiwa Heroik di Makassar

    Gubernur Sam  Ratulangi menyusun pemerintahan  pada tanggal 19  Agustus
    1945.  Sementara itu,  para pemuda bergerak untuk merebut gedung-gedung penting seperti stasiun radio dan tangsi polisi.

    Proses Pembentukan NKRI

    1.  Pembentukan Kelengkapan Pemerintahan

    Pada  tanggal  18   Agustus  1945,   PPKI   mengadakan   sidangnya  yang pertama  di   Gedung Kesenian Jakarta. Sidang dipimpin oleh  Ir. Soekarno dan  Drs.   Mohammad  Hatta  sebagai  wakilnya. Anggota  Sidang  PPKI sebanyak 27 orang.

    Melalui pembahasan  secara musyawarah, sidang mengambil keputusan penting, antara lain  sebagai berikut.
    a.  Mengesahkan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai konstitusi RI. b.  Memilih presiden dan wakil  presiden, Ir.  Soekarno sebagai Presiden RI dan Drs.  Mohammad Hatta  sebagai  Wakil Presiden RI.

    c.  Tugas presiden untuk sementara waktu dibantu oleh  Komite Nasional.

    PPKI melanjutkan pekerjaannya guna melengkapi berbagai hal  yang diperlukan bagi berdirinya negara dengan melaksanakan sidang pada tanggal 19 Agustus 1945. Dalam sidang kedua, PPKI menghasilkan keputusan, antara lain  sebagai berikut.

    a.  Menetapkan dua belas kementerian yang  membantu tugas presiden dalam pemerintah.

    b.  Membagi wilayah Republik Indonesia menjadi delapan  provinsi, yaitu  Provinsi Sumatra , Provinsi Jawa  Barat, Provinsi Jawa  Tengah, Provinsi Jawa  Timur, Provinsi Sunda Kecil, Provinsi Maluku, Provinsi Sulawesi, dan  Provinsi Kalimantan.

    2.  Pembentukan Komite Nasional Indonesia

    PPKI kembali mengadakan  sidang pada tanggal 22  Agustus 1945  yang memiliki agenda  pokok  tentang rencana pembentukan Komite  Nasional dan Badan Keamanan Rakyat. Komite Nasional    dibentuk    di     seluruh Indonesia dan berpusat di  Jakarta. Tujuannya  sebagai penjelmaan tujuan dan  cita-cita bangsa  Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan Indonesia yang  berdasarkan kedaulatan rakyat.
    .  Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara

    Dalam  rapat   Pleno  PPKI   pada  tanggal 22  Agustus 1945, diputuskan pembentukan Badan Keamanan  Rakyat (BKR).  BKR ditetapkan sebagai bagian dari  Badan Penolong Keluarga Korban Perang (BPKKP) yang merupakan induk organisasi dengan tujuan untuk memelihara keselamatan masyarakat, serta merawat para korban perang.

    Perkembangan situasi negara  makin membahayakan. Pimpinan negara menyadari bahwa sulit  untuk mempertahankan negara  dan kemerdekaan tanpa angkatan perang. Dalam kondisi seperti itu,  pemerintah memanggil pensiunan  Mayor   KNIL   Oerip   Soemoharjo  dari   Yogyakarta  ke   Jakarta dan  diberi tugas  membentuk  tentara  kebangsaan.  Dengan  Maklumat Pemerintah pada  tanggal 5  Oktober  1945, terbentuklah   organisasi ke- tentaraan yang  bernama Tentara Keamanan Rakyat (TKR).

    4.  Pembentukan Lembaga Pemerintahan di Seluruh  Daerah di Indonesia

    Bentuk pemerintah  daerah  di  Indonesia diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 18 (sebelum diamandemen).  Pasal tersebut berbunyi: Pembagian  daerah  Indonesia  atas  daerah  besar  dan  kecil   dengan bentuk susunan  pemerintahannya ditetapkan dengan  undang-undang dengan  memandang  dan mengingat dasar musyawarah dalam sistem pemerintahan  negara,  dan  hak-hak  asal  usul    dalam  daerah-daerah yang  bersifat istimewa. Berdasarkan bunyi  pasal tersebut, berarti daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi. Setiap daerah provinsi akan dibagi pula  dalam daerah yang  lebih  kecil.

    Sesuai dengan  keputusan PPKI  tanggal 18  Agustus 1945  bahwa tugas presiden dibantu oleh  Komite Nasional, di daerah-daerah tugas gubernur (kepala daerah) juga dibantu oleh Komite Nasional di daerah. Pembentukan Komite Nasional Indonesia Daerah yang ada di tiap-tiap provinsi merupakan lembaga yang  akan  berfungsi  sebagai  Dewan Perwakilan Rakyat Daerah sebelum diadakan pemilihan umum. Dengan terbentuknya pemerintahan di daerah, yang  dibantu oleh  Komite Nasional di daerah, diharapkan roda pemerintahan dapat berjalan, baik  di tingkat pusat maupun di daerah.

    Materi SBdP Kelas 5 Tema 7


    Gerak tari  adalah serangkaian gerakan indah dari   dalam tubuh manusia. Penampilan gerak tari   akan terasa lebih   indah jika  ada  iringan musiknya. Musik  dan tari  merupakan satu kesatuan yang  tidak dapat dipisahkan. Musik dapat mengatur tempo gerak, sebagai pengiring, memberikan suasana, dan sebagai ilustrasi untuk mempertegas ekspresi gerak. Selain musik atau iringan tarinya, keindahan gerak tari  juga dapat dilihat dari  pola  lantai saat penari memperagakan gerak tari.  Pola  lantai adalah garis-garis di  lantai yang  dilalui oleh  penari dari perpindahan tempat satu ke tempat lain  pada saat melakukan gerak tari.

    Menurut jenisnya, ada tiga bentuk karya tari  yang  perlu kamu ketahui sebelum kita  lebih  lanjut membahas tentang pola  lantai. Ada bentuk karya tari  tunggal, karya tari  berpasangan, dan bentuk tari  kelompok.
    Sumber:https://www.heyulita.com/

    Posting Komentar

    0 Komentar