Rangkuman Materi Kelas 6 Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 2
A. Jenis Tari
Apakah kalian tahu seniman Bagong Kussudiardjo? Beliau adalah seoran tokoh tari daerah. Beliau mendirikan Pusat Pelatihan Tari Bagong Kussudiardjo pada tanggal 5 Maret 1958. Beliau juga membangun padepokan seni yang mencakup tari, ketoprak, karawitan, dan sinden. Beliau meninggal pada tahun 2004.
Terdapat beberapa jenis tari. Ada tari daerah dan tari kreasi modern.
1. Tari daerah adalah tarian yang memiliki gerak tertentu yang diikat oleh tatanan budaya setempat, baik secara etika maupun estetika yang menggambarkan ciri khas dari masayarakat suatu daerah.
2. Tari kreasi modern adalah jenis tarian yang diinovasi dengan menyesuaikan gerakan, alat pengiring, atau propert yang digunakan dalam tarian tersebut agar terlihat modern serta dapat diterima oleh masayarakat Indonesia seiring dengan perkembangan zaman. Gerakan yang terdapat pada tari kreasi baru biasanya merupakan paduan antara gerak tari tradisional dan gerak tari klasik.
B. Tari Daerah Berpasangan
Gerak tari berpasangan dilakukan oleh dua orang. Dapat dilakukan oleh laki-laki dan perempuan, perempuan dan perempuan, laki-laki dan laki-laki. Namun dalam pelaksanaannya tidak selalu dilakukan oleh dua penari saja. Dalam pementasan, tarian dapar dilakukan oleh beberapa pasang penari sekaligus. Berikut contoh tari daerah berpasangan.
1. Tari Piring
Tari Piring merupakan tarian yang berasal dari daerah Minangkabau, Sumatra Barat. Pada zaman dahulu, tari Piring dipentaskan pada saat panen sebagai ungkapan rasa gembira dan syukur. Sesuai perkembangan zaman, saat ini tari Piring dipentaskan pada acara-acara penting, seperti acara pernikahan. Tari Piring dibawakan dalam bentuk tari berpasangan putra dan putri yang terdapat dalam sebuah kelompok pementasan.
2. Tari Serampang Dua Belas
Tari Serampang Dua Belas merupakan tari yang terkenal di daerah Melayu, seperti daerah Sumatra Utara (Melayu Deli), Sumatra Barat (ranah Minang), dan Riau (Pekanbaru). Tari Serampang Dua Belas merupakan tari pergaulan yang ditarikan secara berpasangan sejenis atau putra dengan putri. Tari Serampang Dua Belas diciptakan oleh Sauti pada tahun 1940-an. Tari Serampang Dua Belas terdiri atas 12 pola gerak, pola edar, dan tata urutan yang didasari oleh gerakan yang ada dalam tari Melayu, seperti Tari Mak Inang, Tari Ronggeng Melayu, dan Tari Zapin.
3. Tari Payung
Tari Payung merupakan tari pergaulan yang dibawakan secara berpasangan. Tarian ini dibawakan oleh sepasang muda-mudi dan menggunakan perlengkapan payung. Payung lebih banyak digunakan oleh penari laki-laki, sedangkan penari wanita mengekspresikan gerakannya dengan permainan selendang. Busana penari pria berupa satu setel baju kecak musang, kain saping, dan tandak (songkok). Busana penari wanita meliputi satu stel kebaya labuh, kain songket, ikat pinggang, dan selendang.
4. Tari Legong
Tari Legong dimainkan oleh dua orang penari perempuan. Oleh karena merupakan tarian ritual persembahan, Legong dahulunya hanya boleh ditarikan oleh gadis yang belum pernah menstruasi. Namun, seiring pergeseran fungsinya sekarang sebagai media hiburan, aturan tersebut sudah ditinggalkan. Penari Legong selalu membawa kipas sebagai alat bantu.
5. Tari Janger
Tari Janger merupakan tari tradisional asal Bali dan dipentaskan oleh 10 orang yang terdiri atas pasangan mudamudi. Lima penari pria disebut Kecak dan lima penari wanita disebut Janger. Para penari menari sambil menyanyikan lagu Janger secara bersahut-sahutan. Tarian ini mengangkat kisah atau drama tentang Arjuna Wiwaha, Sunda Upasada, dan lain sebagainya. Meski tidak sepopuler Tari Kecak atau Tari Pendet, tarian ini sebetulnya memiliki makna yang mendalam.
6. Tari Ketuk Tilu
Tari Ketuk Tilu merupakan salah satu tari tradisional Jawa Barat. Tari Ketuk Tilu menjadi cikal bakal lahirnya tari Jaipong Karawang. Tarian ini dipentaskan oleh penari-penari wanita dengan gerakan dinamis dan saling mengisi. Gerakan yang dilakukan penari Ketuk Tilu di antaranya goyang pinggul, pencok muncid, giteuk, dan geol. Nama ketuk tilu berasal dari bunyi tabuhan 3 buah bonang yang menjadi musik pengiringnya. Kendati cukup terkenal di masa silam, saat ini kepopuleran Tari Ketuk Tilu justru kalah jika dibandingkan Tari Jaipong.
7. Tari Bambangan Cakil
Bambangan-Cakil merupakan tarian klasik yang terdapat di Jawa Tengah. Tari Bambangan-Cakil menceritakan adegan perang seorang ksatria melawan raksasa. Ksatria tersebut bernama Janaka yang bersifat halus dan lemah lembut sebagai lambang kebaikan. Sebaliknya, raksasa bernama Cakil menggambarkan tokoh berkarakter kasar, sombong, dan beringas yang melambangkan kejahatan. Makna yang terkandung dalam tarian Bambangan-Cakil ialah bahwa segala bentuk kejahatan dan keangkaramurkaan pasti akan kalah dengan kebaikan.
8. Tari Zapin
Tari Zapin adalah sebuah tari tradisional yang berasal dari Riau. Tari ini sarat dengan nuansa keislaman hasil dari proses akulturasi budaya melayu dan budaya Islam di masa silam.
9. Tari Gandrung
Tari Gandrung adalah salah satu jenis tari tradisional khas yang berasal dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Dalam pementasannya tarian ini didukung berbagai unsur, yaitu penari, pemusik, alat musik, nyanyian, dan gerak tari. Tari Gandrung dilakukan dalam bentuk berpasangan antara perempuan dan laki-laki. Penari perempuan sebagai penari gandrung dan penari laki-laki dikenal sebagai “paja”. Musik pengiring tari Gandrung antara lain kempul atau gong, klunting, biola, kendang, dan kethuk. Tari Gandrung dipentaskan sebagai perwujudan rasa syukur masyarakat setiap kali setelah panen. Pementasan tari Gandrung diselenggarakan sebagai bentuk kegembiraan dan hiburan. Tari Gandrung ini akhirnya menjadi ciri khas seni tari Banyuwangi, sehingga menjadi maskot kota Kabupaten Banyuwangi.
10. Tari Golek Menak
Tari Golek Menak adalah tari klasik yang lahir dari keraton Yogyakarta. Tarian Golek Menak diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan pertama kali dipentaskan pada sekitar tahun 1941. Tarian ini juga dikenal dengan sebutan tari Beksa Golek Menak atau Beksan Menak. Ide gagasan penciptaan tari Golek Menak berasal dari pertunjukan wayang golek.
C. Upaya Menjaga Kebersihan Reproduksi pada Masa Pubertas
Kesehatan reproduksi remaja pada masa pubertas menyangkut sistem, fungsi, dan proses reproduksi yang dimiliki remaja. Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di sekitarnya.
Organ reproduksi pada perempuan dan laki-laki memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Hal ini menyebabkan perbedaan cara menjaga organ reproduksi tersebut.
Berikut beberapa cara menjaga organ reproduksi.
1. Memakai handuk yang lembut, kering, bersih dan tidak berbau atau lembap..
2. Memakai celana dalam dengan bahan mudah menyerap keringat.
3. Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari.
4. Mencuci tangan setiap sebelum dan sesudah buang air kecil dan buang air besar.
5. Menghindari bertukar pakaian dalam dan handuk dengan orang lain.
6. Mencuci bagian luar organ reproduksi dengan air bersih.
TUGAS AKTIVITAS Materi Kelas 6 Tema 7 Subtema 2 Pembelajaran 2 --> KLIK DISINI
0 Komentar